PENDIDIKAN KESEHATAN
A. Pengertian
Berikut ini akan
dikemukan beberapa pengertian pendidikan
yang dikemukan oleh para ahli yaitu :
a.
Wood (1926) dalam defini yang dikemukakan
(Hanlon, hlm. 578) yang dikutip Tafal, (1984) mengemukakan bahwa pendidikan
kesehatan sebagai sekumpulan pengalaman yang mendukung kebiasan, sikap, dan
pengetahuan yang berhubungan dengan kesehatan invidua, masyarakat, dan ras.
b.
. Sturt (1968) dalam definsi yang dikemukakan
yaitu m engatakn bahwa Pedidikan kesehatan adalah komponen program kesehatan
dan kedokteran yang dan bterdiri atas upaya terencana untuk mengubah perilaku
individu, kelompok maupun masyarakat yang merupakan perubahan cara berpikir,
bersikap dan berbuat dengan tujuan membantu pengobatan, rehabilitasi,
pencegahan penyakit dan promosi hidup.
c.
Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan
perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya, pendidikan
kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara
memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal – hal yang
merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari
pengobatan jika sakit, dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2007: 12)
- Nyswander (1947) yang dikutip
Notoatmodjo menyatakan bahwa pendidikan kesehatan adalah proses perubahan
perilaku yang dinamis, bukan proses pemindahan materi dari seseorang ke
orang lain dan bukan pula seperengkat prosedur.
B. Tujuan pendidikan kesehatan
Menurut Benyamin
Bloom (1908) tujuan pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan 3 domain
perilaku yaitu kognitif (cognitive domain), afektif (affective
domain), dan psikomotor (psychomotor domain). (Notoatmodjo, 2003:
127)
Menurut
Notoatmodjo (2007: 139) dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi
untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:
1.
Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt
behaviour). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan:
a.
Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai
mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
b.
Memahami (comprehension)
Memahami diartikan
sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang
diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c.
Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan
sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
atau kondisi real (sebenarnya).
d.
Analisis (analysis)
Analisis adalah
suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen –
komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu
sama lain.
e.
Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk
kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian
didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f.
Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini
berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap
suatu materi atau obyek.
2.
Sikap (attitude)
Sikap merupakan
reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus
atau obyek. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:
a.
Menerima (receiving)
Menerima diartikan
bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).
b.
Merespon (responding)
Memberikan jawaban
apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah
suatu indikasi dari sikap.
c.
Menghargai (valuing)
Mengajak orang
lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi
sikap tingkat tiga.
d.
Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab
atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap
yang paling tinggi.
3.
Praktik atau tindakan (practice)
Praktik ini
mempunyai beberapa tingkatan:
a.
Persepsi (perception)
Mengenal dan
memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah
merupakan praktik tingkat pertama.
b.
Respon terpimpin (guided response)
Dapat dilakukan
sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah
merupakan indikator praktik tingkat dua.
c.
Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang
telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu
sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.
d.
Adopsi (adoption)
Adopsi adalah
suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan
itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
C. Ruang lingkup pendidikan kesehatan
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi,
antara lain dimensi sasaran pendidikan kesehatan, tempat pelaksanaan pendidikan
kesehatan, dan tingkat pelayanan pendidikan kesehatan. (Herawani dkk, 2001: 4).
1.
Sasaran pendidikan kesehatan
Dari dimensi
sasaran, ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu:
a.
Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu
b.
Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok
c.
Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat
2.
Tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan
Menurut dimensi pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung
diberbagai tempat sehingga dengan sendirinya sasarannya juga berbeda. Misalnya:
a.
Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid,
yang pelaksanaannya diintegrasikan dalam upaya kesehatan sekolah (UKS)
b.
Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di pusat kesehatan
masyarakat, balai kesehatan, rumah sakit umum maupun khusus dengan sasaran
pasien dan keluarga pasien
c.
Pendidikan kesehatan di tempat – tempat kerja dengan sasaran buruh atau
karyawan.
3.
Tingkat pelayanan pendidikan kesehatan
Dalam dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan
kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels
of prevention) dari Leavel dan Clark, yaitu:
a.
Promosi kesehatan (health promotion)
Pada tingkat ini
pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam kebersihan perorangan, perbaikan
sanitasi lingkungan, pemeriksaan kesehatan berkala, peningkatan gizi, dan
kebiasaan hidup sehat.
b.
Perlindungan khusus (specific protection)
Pada tingkat ini
pendidikan kesehatan diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Misalnya tentang pentingnya imunisasi sebagai cara perlindungan terhadap
penyakit, pada anak, maupun orang dewasa.
c.
Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan
karena rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan
dan penyakit yang terjadi dimasyarakat.
d.
Pembatasan cacat (disability limitation)
Pada tingkat ini
pendidikan kesehatan diperlukan karena masyarakat sering didapat tidak mau
melanjutkan pengobatannya sampai tuntas atau tidak mau melakukan pemeriksaan
dan pengobatan penyakitnya secara tuntas. Pada tingkat ini kegiatan meliputi
perawatan untuk menghentikan penyakit, mencegah komplikasi lebih lanjut, serta
fasilitas untuk mengatasi cacat dan mencegah kematian.
e.
Rehabilitasi (rehabilitation)
Pada tingkat ini
pendidikan kesehatan diperlukan karena setelah sembuh dari suatu penyakit
tertentu, seseorang mungkin menjadi cacat. Untuk memulihkan kecacatannya itu
diperlukan latihan – latihan. Untuk melakukan suatu latihan yang baik dan benar
sesuai program yang ditentukan, diperlukan adanya pengertian dan kesadaran dari
masyarakat yang bersangkutan.
D. Metode pendidikan kesehatan
Dibawah ini akan
diuraikan beberapa metode pendidikan individual, kelompok, dan massa (public).
(Notoatmodjo, 2003: 104)
1.
Metode pendidikan individual (perorangan)
Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual ini
digunakan untuk membina perilaku baru, atau seseorang yang telah mulai tertarik
kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakannya pendekatan
individual ini disebabkan karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan
yang berbeda – beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut.
Bentuk dari pendekatan ini antara lain: a. bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling),
b. wawancara (interview).
2.
Metode pendidikan kelompok
Dalam memilih metode pendidikan kelompok harus mengingat besarnya kelompok
sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok yang besar
metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektifitas suatu metode akan tergantung
pula pada besarnya sasaran pendidikan.
a.
Kelompok besar
Yang dimaksud
kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15
orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini antara lain ceramah dan
seminar.
b.
Kelompok kecil
Apabila peserta
kegiatan itu kurang dari 15 orang disebut kelompok kecil. Metode – metode yang
cocok untuk kelompok kecil ini antara lain diskusi kelompok, curah pendapat(brain
storming), bola salju (snow bolling), kelompok kecil
– kecil (bruzz group), memainkan peran (role play), permainan
simulasi (simulation game).
3.
Metode pendidikan massa (public)
Metode pendidikan (pendekatan) massa untuk mengkomunikasikan pesan – pesan
kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau public,
maka cara yang paling tepat adalah pendekatan massa.
Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) massa ini tidak langsung. Biasanya
menggunakan atau melalui media massa. Contoh metode ini antara lain: ceramah
umum(public speaking).
E.
Pengelolaan
pembelajaran dalam pendidikan kesehatan
Pengelolaan
pembelajaran dalam pendidikan kesehatan harus memperhatikan aspek-aspek berikut
:
1. Proses
belajar mencakup kegiatan latihan dalam memperoleh tingkah laku baru.
2. Kegiatan
belajar dapat dilaksanakan dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja dengan
berfokus pada aspek kemandirian peserta didik sehingga pengajar harus
menciptakan kondisi dan stimulus tertentu agar peserta didik mau belajar
mandiri dan mengubah perilaku sehat sehat atas kemauannya sendiri.
3. Peserta
didik dipandang sebagai orang dewasa, sehingga pengelolaan proses belajar yang digunakan harus sesuai dengan kondisi
peserta didik
F.
Perencanaan Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan)
Perencanaan penyuluhan kesehatan meliputi
:
1. Pengenalan lokasi
penyuluhan
a. Mengenal masyarakat
Sasaran program adalah masyarakat sehingga siapapun yang merencanakan
program harus mengenal masyarakat dalam segala segi kehidupannya. Dalam
perencanaan ini, variabel masyarakat yang perlu diketahui adalah jumlah
penduduk, keadaan sosial budaya dan ekonomi masyarakat, pola komunikasi di
masyarakat, Sumber daya mencakup sumber daya yang dimiliki masyarakat, sumber
daya apa yang ada, sumber daya apa yang ada dan dapat digunakan untuk
pelaksanaan kegiatan penyuluhan, melibatkan petugas kesehatan dalam melaksanakan
penyuluhan bagi program bersangkutan, bagaimana pengalaman masyarakat terhadap
program- program sebelumnya.
b. Mengenal wilayah,
Program dapat dilaksanakan dengan baik, jika perencana program mengetahui
benar situasi lapangan. Hal-hal yang perlu diketahui berhubungan dengan wilayah
adalah lokasinya (apakah terpencil, daerah datar atau pegunungan, dan jalur
transportasi umum) dan sifatnya (yaitu periode penghujan atau kemarau, daerah
kering atau cukup air, daerah banjir, dan daerah perbatasan).
2. Menentukan prioritas
Prioritas dalam penyuluhan harus sejalan dengan prioritas masalah yang
ditentukan oleh program yang ditunjang. Penentuanprioritas didasarkan pada
beratnya dampak dan masalah tersebut sehingga perlu diprioritaskan
penanggulangannya, pertimbangan politis, dan sumber daya yang ada.
3. Menentukan tujuan
penyuluhan
Apa pun tujuan yang akan dipilih, hal terpenting adalah tujuan harus jelas,
realistis (bisa dicapai), dan dapat diukur. Jib program sekarang yang akan
dikembangkan segi penyuluhannya sudah berjalan beberapa lama, perlu
diperhatikan seberapa jauh penyuluhan waktu 1alu, tujuan penyuluhan waktu itu,
apa kegiatan dan bagaimana hasil penyuluhan waktu itu. Berdasarkan informasi
tersebut, tentukan tujuan penyuluhan yang akan dikembangkan sekarang.
4. Menentukan sasaran
penyuluhan
Sasaran program dan sasaran penyuluhan tidaklah selalu sama. Dalam
penyuluhan, yang dimaksud sasaran adalah individu atau kelompok yang akan
diberi penyuluhan. Penentuan kelompok sasaran menyangkut pula strategi.
5. Menentukan isi
penyuluhan
Isi harus dituangkan ke dalam bahasa yang mudah dipahami oleh sasaran,
dapat dilaksanakan oleh sasaran dengan sarana yang mereka miliki, atau
terjangkau oleh sasaran. Dalam menyusun isi penyuluhan, harus dikemukakan
keuntungan jika sasaran melaksanakan apa yang dianjurkan dalam penyuluhan
tersebut dan perlu dipahami dasar-dasar komunikasi.
6. Menentukan metode
penyuluhan yang akan digunakan
Metode atau cara bergantung pada aspek atau tujuan apa yang akan dicapai,
apakah aspek pengertian, sikap, atau keterampilan. Jika tujuan yang akan
dicapai adalah aspek pengertian, pesan cukup disampaikan dengan lisan atau
disampaikan melalui tulisan. jika tujuan untuk mengembangkan sikap positif,
sasaran perlu menyaksikan kejadian tersebut, baik melihat langsung, melalui
film, slide, maupun foto.
7. Memilih alat
peraga atau media penyuluhan
Setelah menentukan metode, selanjutnya tentukan media apa yang akan
digunakan untuk menunjang pendekatan tadi, misalnya poster, leaflet, atau media
lain.
8.
Menyusun rencana penilaian (evaluasi)
a.
Pastikan dalam tujuan yang telah dijabarkan sudah secara khusus dan jelas
mencantumkan waktu evaluasi, tempat pelaksanaan evaluasi, dan kelompok sasaran
yang akan dievaluasi.
b.
Apa jenis indikator atau kriteria yang akan dipakai dalam penilaian.
c.
Perlu dilihat kembali, apakah tujuan penyuluhan sudah sejalan dengan tujuan
program.
d.
Kegiatan-kegiatan penyuluhan apa yang akan dievaluasi.
e.
Metode dan instrumen apa yang akan digunakan untuk evaluasi tersebut.
f.
Siapa yang akan melaksanakan evaluasi.
g.
Sarana-sarana apa (alat, biaya, tenaga, dan lain-lain) yang diperlukan
untuk evaluasi, dan tempat sarana tersebut diperoleh.
h.
Apakah terdapat fasilitas dan kesempatan untuk mempersiapkan tenaga-tenaga
yang akan melaksanakan evaluasi tersebut.
i.
Bagaimana rencana untuk memberikan umpan balik hasil evaluasi ini kepada
para pimpinan program.
9. Menyusun rencana kerja
atau rencana pelaksanaan
Setelah menetapkan pokok-pokok kegiatan penyuluhan termasuk waktu, tempat,
dan pelaksanaan, buat jadwal pelaksanaannya yang dicantumkan dalam suatu
daftar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar